Babak Baru

Andi K. Herlan
2 min readJun 5, 2024

--

Sudah lama, sekali, saya tidak menuangkan sisi lain dari perasaan saya yang tersurat sebagai pikiran.

Di sini, di platform ini, saya terbiasa menulis dengan kalimat yang sama sekali tidak saya gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yang meskipun nyata ada di pikiran saya — sebagai alih bahasa dari abstraknya perasaan saya — namun tidak bisa saya sampaikan sebagai manusia biasa di hadapan orang-orang dalam kehidupan nyata. Di sini, saya berusaha mendeskripsikannya semirip mungkin agar orang lain bisa mengerti apa yang saya rasakan.

Kevakuman saya menulis tentu tidak terjadi tanpa sebab. Ada beberapa. Dan mungkin akan saya ceritakan di lain kesempatan. Mungkin akan menarik. Mungkin juga kamu tidak peduli. Tetapi yang saya syukuri dan perlu sampaikan, banyak di antara teman-teman lama — dan juga yang baru — ternyata tetap membaca tulisan-tulisan saya selama ini. Apakah kalian begitu gemar membaca sehingga pikiran saya yang kacau ini pun kalian lahap? Semoga kalian selalu sehat. Saya yang terima kasih.

Keabsenan saya dalam menulis dan membaca di sini sekaligus pula meniadakan relasi di antara kita. Saya jadi tidak membaca tulisan-tulisan kalian. Maka saya memohon maaf atas ketidakhadiran itu. Saya menyesal untuk pesan-pesan kalian yang datang tepat waktu, namun balasannya tertunda. Ini adalah babak baru. Hari ini saya berpikir untuk kembali meneruskan apa yang saya mulai di sini. Melakukan apa yang dulu sudah biasa saya lakukan: membaca tulisan teman-teman.

Sekiranya nanti tulisan saya berubah nada atau malah tidak bisa lagi bersuara di pikiran kalian, harap untuk bisa dimaklumi. Sebab saya habis cuci otak. Alur berpikir saya saat ini kurang bisa meliuk dengan liar karena sering bersinggunan dengan pola-pola rigid dan kaku sesuai instruksi. Nanti kalian tahu.

Akhir kata. Wassalam.

--

--