Gathering Puncak Cipanas
Senin, 13 November 2017. Untuk kalangan sendiri.
Pada September hingga Oktober 2017, terdapat sejumlah oknum mahasiswa sipil yang berniat untuk melancarkan sebuah aksi kriminal terlarang. Dihukumi terlarang sebab mahasiswa setingkat mereka seharusnya berbakti kepada orangtua masing-masing dengan cara menggantikan orangtua mereka yang telah lama berjuang di jalan yang penuh rintangan, karena hidup ini keras dan dipenuhi dengan banyak masalah. Aksi terlarang tersebut dinamai liburan.
Hingga pada Sabtu, 11 November 2017, mereka berhasil mengeksekusi rencana tersebut. Bukan perihal mudah mengumpulkan beberapa sukarelawan agar aksi tersebut tidak sepi peserta. Aksi ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat sipil, penegak bendera sipil, pengacara, dan jajaran manusia salah didik, serta tak luput dari kehadiran para penghuni penjara sipil.
Aksi ini ditengarai dapat merapatkan jarak antara kubu Berdikari (PT. Berdikari Ltd.) dan kubu Sosial Harga Mati (Grup SHM Karya). Sayangnya, aksi ini tidak sepenuhnya didukung oleh sebagian kecil kubu Berdikari.
Namun begitu, tetap tidak menutup kemungkinan rencana peleburan dua adidaya ini akan terjadi. Para peserta aksi telah berusaha membaca dan memahami isi hati dan pikiran seluruh pemangku kepentingan yang pernah terlibat dalam sesi perkuliahan sipil. Mereka yakin, dengan adanya peleburan kubu akan menjadikan hidup semakin indah. Diharapkan, seluruh pemangku kepentingan tidak mematikan usaha mereka masing-masing dalam menghadapi hidup yang berat dan tidak menolak perhatian dan bantuan dari grup fusi SHM-Berdikari. Karena sampai kapanpun, para pemangku kepentingan yang ada tetap dianggap sebagai anggota dari grup fusi tersebut. Belum dapat diprediksi apakah grup ini akan hadir dengan nama baru atau tetap dengan nama lama, Sipil 2013 A.
Liputan Aksi Liburan
Aksi tersebut diwarnai dengan berbagai peristiwa seperti penembakan gas air mata beberapa kali yakni pada segmen acara Aku Ingin Berbagi dan acara Bakar Ayam. Berkali-kali ditemukan mayat pada segmen acara Nobar Harry Potter bersama Manusia Serigala Lupin, serta pembacaan kata-kata mutiara di tengah-tengah segmen acara Kuartet Banting.
Prosesi kirim doa bersama-sama tidak dijadikan acara yang spesial karena sudah sering peserta aksi lakukan di lingkungan hidup masing-masing. Juga bermunajat mengucap harap, tidak dijadikan momentum yang luar biasa. Tetapi, oknum mahasiswa yang dijabat sebai EO disinyalir berusaha sekuat tenaga menggiring perhatian para peserta aksi agar mempunyai antusias untuk mengantarkan sendiri doa-doa mereka keribaan-Nya dengan cara bekerja sesuai hati masing-masing agar sembilu yang dulu dibiarkan berlalu seperti lagu Zona Nyaman yang sempat dikumandangkan oleh Fourtwnty di sela-sela aksi ini.
Penutup
Tentu saja, segala tindakan yang akan dilakukan ke depan akan tetap dibumbui dengan tindak lanjut mengenai upaya peleburan kubu tanpa didahului oleh penandatanganan kontrak. Sebab dalam kontrak, umumnya ditemui masa berlaku. Sedangkan instansi yang ingin mereka bangkitkan kembali ini tidak ingin lekang oleh waktu.
Sekian laporan dari reporter sipil. Terima kasih dan mohon dimengerti. [cpn]